Wednesday, 6 April 2016

Cara Backup dan Restore Data di Xiaomi


Backup dan restore data pada Xiaomi sangatlah mudah. Anda tidak perlu repot menggunakan aplikasi pihak ketiga apapun, sebab smartphone buatan pabrikan Tiongkok itu sudah dilengkapi dengan fitur Built-In yang siap membantu dalam mengamankan data-data penting anda.
Fitur tersebut ialah berupa aplikasi bernama “Backup/Cadangan” yang sudah terinstall secara default di sistem operasi Android MIUI Xiaomi Redmi 2. Sesuai dengan namanya, fitur tersebut fungsinya dapat dipakai untuk mengamankan maupun mengembalikan sejumlah file penting seperti foto, video, musik, aplikasi, settingan perangkat, kontak, dan lain sebagainya.
Lalu, bagaimana cara menggunakan fitur backup dan restore data tersebut? Lengkapnya ikuti saja langkah-langkahnya dibawah ini.
A. Cara Backup Data

Pertama-tama, cari dan buka aplikasi yang bernama “Backup/Cadangan” di perangkat Xiaomi. Atau jika anda tidak menemukannya, bisa masuk ke menu “Setelan > Setelan Cadangan > Cadangan Lokal”.
  1. Tekan tombol “Cadangkan”.
  2. Beri ceklis pada pilihan yang ingin anda backup (SistemApl, atau Akun & Kontak). Sentuh/tap tanda panah yang ada disampingnya jika ingin melihat choose item tiap pilihan yang ada.

    Jika pilihan telah ditetapkan, tekan tombol “Cadangkan” untuk memulai prosesnya.
  3. Jika proses backup/mencadangkan selesai, pilih tombol “Selesai/Done” untuk menyelesaikannya.
  4. File backup akan tersimpan di folder MIUI/Backup/AllBackup/ pada memori perangkat Xiaomi. Jika takut hilang, anda dapat mengcopy filenya ke komputer.
Jika anda punya Akun Xiaomi, file backup juga dapat di enkripsi agar tidak dapat dibuka oleh siapapun kecuali anda sendiri. Caranya pada langkah nomer dua diatas, cukup tekan logo gembok yang ada disamping tombol Cadangan/Backup. Tapi ingat langkah ini tak perlu dilakukan bila tidak terlalu dibutuhkan.

B. Cara Restore Data

  1. Pastikan file yang ingin di restore masih tersimpan pada folder MIUI/Backup/AllBackup/.
  2. Jalankan aplikasi “Cadangan/Backup” yang ada di perangkat Xiaomi. Atau jika aplikasinya tidak ditemukan, anda bisa masuk ke menu “Setelan > Setelan Cadangan > Cadangan Lokal”.
  3. Pilih file backup/cadangan yang ingin di restore.
  4. Beri ceklis pada item apa saja yang ingin di kembalikan. Lalu tekan tombol “Restore”.
  5. Tekan tombol “Selesai/Done” jika prosesnya telah selesai.
NB: Gunakan fitur backup ini jika dalam suatu waktu anda berniat ingin menguprade sistem operasi, ataupun install ulang (Flashing) ROM MIUI di perangkat Xiaomi.

Links Download Mac OS X 10.5 (Leopard) - 10.11 (El Capitan)


Download Mac OS X 10.10 Yosemite
* Yosemite - OS X 10.10.4: Fshare157 (OS X Yosemite 10.10.4 [MAS] 14E46.dmg - 5.3 GB).
* Yosemite - OS X 10.10.5: Fshare463 (OS X Yosemite 10.10.5[MAS].dmg - 5.4 GB).
Or Indirect download link instruction270.
Download Mac OS X 10.9 Mavericks
OS X v10.9.5 Mavericks: Fshare165 (OS X Mavericks 10.9.5.dmg - 5.0 GB).
Or Indirect download link176
Download Mac OS X 10.8 Mountain Lion
Fshare196 ([Retail]OS X Mountain Lion 10.8.5.dmg - 4.2 GB).
Download Mac OS X 10.7 Lion
Lion OS X 0.7.5: Fshare610 ([Retail]Mac OS X Lion 10.7.5.dmg - 3.5 GB).
Download Mac OS X 10.6 Snow Leopard
OS X 10.6.8: Fshare579 (Mac OS X Snow Leopard 10.6.dmg - 6.1 GB).
Download Mac OS X 10.5 Leopard
Fshare1.4k (Mac OS X Leopard DVD 10.5.iso - 7.5 GB).
Password (Bila Perlu) : osxvn


Cara Download :

1. Klik/Pilih salah satu link diatas yang akan didownload
2. Di pojok kiri atas, ganti bahasa Vietnam ke bahasa Inggris
3. Klik tombol "Free Download" di bawah
4. Tunggu proses sampai selesai
5. File akan terdownload.

Monday, 18 January 2016

Biografi Panglima Jendral Sudirman




                              Dikenal sebagai salah satu pahlawan Indonesia, jasa-jasanya sangat dikenang dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Jenderal Besar Soedirman menurut Ejaan Soewandi dibaca Sudirman, Ia merupakan salah satu orang yang memperoleh pangkat bintang lima selain Soeharto dan A.H Nasution. Jenderal besar Indonesia ini lahir di Bodas Karangjati, Rembang, Purbalingga, 24 Januari 1916. Ayahnya bernama Karsid Kartawiuraji dan ibunya bernama Siyem. Namun ia lebih banyak tinggal bersama pamannya yang bernama Raden Cokrosunaryo setelah diadopsi. Ketika Sudirman pindah ke Cilacap di tahun 1916, ia bergabung dengan organisasi Islam Muhammadiyah dan menjadi siswa yang rajin serta aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler.

                              Kemampuannya dalam memimpin dan berorganisasi serta ketaatan dalam Islam menjadikan ia dihormati oleh masyarakat. Jenderal Sudirman merupakan salah satu tokoh besar di antara sedikit orang lainnya yang pernah dilahirkan oleh suatu revolusi. Saat usianya masih 31 tahun ia sudah menjadi seorang jenderal. Meski menderita sakit paru-paru yang parah, ia tetap bergerilya melawan Belanda. Ia berlatar belakang seorang guru HIS Muhammadiyah di Cilacap dan giat di kepanduan Hizbul Wathan.

Profil dan Biografi Jendral Besar Sudirman

                              Ketika pendudukan Jepang, ia masuk tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor yang begitu tamat pendidikan, langsung menjadi Komandan Batalyon di Kroya. Menjadi Panglima Divisi V/Banyumas sesudah TKR terbentuk, dan akhirnya terpilih menjadi Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia (Panglima TNI). Ia merupakan Pahlawan Pembela Kemerdekaan yang tidak perduli pada keadaan dirinya sendiri demi mempertahankan Republik Indonesia yang dicintainya. Ia tercatat sebagai Panglima sekaligus Jenderal pertama dan termuda Republik ini.

                              Sudirman merupakan salah satu pejuang dan pemimpin teladan bangsa ini. Pribadinya teguh pada prinsip dan keyakinan, selalu mengedepankan kepentingan masyarakat banyak dan bangsa di atas kepentingan pribadinya. Ia selalu konsisten dan konsekuen dalam membela kepentingan tanah air, bangsa, dan negara. Hal ini boleh dilihat ketika Agresi Militer II Belanda. Ia yang dalam keadaan lemah karena sakit tetap bertekad ikut terjun bergerilya walaupun harus ditandu. Dalam keadaan sakit, ia memimpin dan memberi semangat pada prajuritnya untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda. Itulah sebabnya kenapa ia disebutkan merupakan salah satu tokoh besar yang dilahirkan oleh revolusi negeri ini.


                              Sudirman yang dilahirkan di Bodas Karangjati, Purbalingga, 24 Januari 1916, ini memperoleh pendidikan formal dari Sekolah Taman Siswa, sebuah sekolah yang terkenal berjiwa nasional yang tinggi. Kemudian ia melanjut ke HIK (sekolah guru) Muhammadiyah, Solo tapi tidak sampai tamat. Sudirman muda yang terkenal disiplin dan giat di organisasi Pramuka Hizbul Wathan ini kemudian menjadi guru di sekolah HIS Muhammadiyah di Cilacap. Kedisiplinan, jiwa pendidik dan kepanduan itulah kemudian bekal pribadinya hingga bisa menjadi pemimpin tertinggi Angkatan Perang.

                              Sementara pendidikan militer diawalinya dengan mengikuti pendidikan tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor. Setelah selesai pendidikan, ia diangkat menjadi Komandan Batalyon di Kroya. Ketika itu, pria yang memiliki sikap tegas ini sering memprotes tindakan tentara Jepang yang berbuat sewenang-wenang dan bertindak kasar terhadap anak buahnya. Karena sikap tegasnya itu, suatu kali dirinya hampir saja dibunuh oleh tentara Jepang. Setelah Indonesia merdeka, dalam suatu pertempuran dengan pasukan Jepang, ia berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Banyumas. Itulah jasa pertamanya sebagai tentara pasca kemerdekaan Indonesia. Sesudah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, ia kemudian diangkat menjadi Panglima Divisi V/Banyumas dengan pangkat Kolonel.

                              Dan melalui Konferensi TKR tanggal 2 Nopember 1945, ia terpilih menjadi Panglima Besar TKR/Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia. Selanjutnya pada tanggal 18 Desember 1945, pangkat Jenderal diberikan padanya lewat pelantikan Presiden. Jadi ia memperoleh pangkat Jenderal tidak melalui Akademi Militer atau pendidikan tinggi lainnya sebagaimana lazimnya, tapi karena prestasinya. Ketika pasukan sekutu datang ke Indonesia dengan alasan untuk melucuti tentara Jepang, ternyata tentara Belanda ikut dibonceng. Karenanya, TKR akhirnya terlibat pertempuran dengan tentara sekutu. Demikianlah pada Desember 1945, pasukan TKR yang dipimpin oleh Sudirman terlibat pertempuran melawan tentara Inggris di Ambarawa.

                              Dan pada tanggal 12 Desember tahun yang sama, dilancarkanlah serangan serentak terhadap semua kedudukan Inggris. Pertempuran yang berkobar selama lima hari itu akhirnya memaksa pasukan Inggris mengundurkan diri ke Semarang. Pada saat pasukan Belanda kembali melakukan agresinya atau yang lebih dikenal dengan Agresi Militer II Belanda, Ibukota Negara RI berada di Yogyakarta sebab Kota Jakarta sebelumnya sudah dikuasai. Jenderal Sudirman yang saat itu berada di Yogyakarta sedang sakit. Keadaannya sangat lemah akibat paru-parunya yang hanya tingggal satu yang berfungsi.

                              Dalam Agresi Militer II Belanda itu, Yogyakarta pun kemudian berhasil dikuasai Belanda. Bung Karno dan Bung Hatta serta beberapa anggota kabinet juga sudah ditawan. Melihat keadaan itu, walaupun Presiden Soekarno sebelumnya telah menganjurkannya untuk tetap tinggal dalam kota untuk melakukan perawatan. Namun anjuran itu tidak bisa dipenuhinya karena dorongan hatinya untuk melakukan perlawanan pada Belanda serta mengingat akan tanggungjawabnya sebagai pemimpin tentara.




Melakukan Perang Gerilya

                              Maka dengan ditandu, ia berangkat memimpin pasukan untuk melakukan perang gerilya. Kurang lebih selama tujuh bulan ia berpindah-pindah dari hutan yang satu ke hutan yang lain, dari gunung ke gunung dalam keadaan sakit dan lemah sekali sementara obat juga hampir-hampir tidak ada. Tapi kepada pasukannya ia selalu memberi semangat dan petunjuk seakan dia sendiri tidak merasakan penyakitnya. Namun akhirnya ia harus pulang dari medan gerilya, ia tidak bisa lagi memimpin Angkatan Perang secara langsung, tapi pemikirannya selalu dibutuhkan.

                              Sudirman yang pada masa pendudukan Jepang menjadi anggota Badan Pengurus Makanan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Keresidenan Banyumas, ini pernah mendirikan koperasi untuk menolong rakyat dari bahaya kelaparan. Jenderal yang mempunyai jiwa sosial yang tinggi, ini akhirnya harus meninggal pada usia yang masih relatif muda, 34 tahun. Pada tangal 29 Januari 1950, Panglima Besar ini meninggal dunia di Magelang dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta. Ia dinobatkan sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan.